22 November 2024
JAKARTA, JABODETABEK.INFO – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan berada di level 5%. Meski terkesan stagnan, pertumbuhan ini dianggap sebagai pencapaian yang stabil di tengah tantangan ekonomi global yang masih berlangsung. INDEF juga memprediksi inflasi nasional akan terkendali mendekati 3%, menunjukkan manajemen moneter yang cukup solid.
Proyeksi ini diungkapkan dalam laporan ekonomi terbaru INDEF, yang membahas kondisi ekonomi domestik dan global pada tahun mendatang. Dalam laporannya, INDEF menyoroti sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, mulai dari konsumsi domestik, investasi, hingga tantangan eksternal seperti ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia.
Menurut Ekonom Senior INDEF, Eko Listiyanto, angka pertumbuhan ekonomi 5% mencerminkan stabilitas di tengah ketidakpastian global. “Proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama ekonomi Indonesia, akan tetap kuat. Namun, faktor eksternal seperti perlambatan perdagangan global dan kenaikan suku bunga di negara maju menjadi tantangan utama,” ujar Eko dalam konferensi pers, Kamis (21/11/2024).
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun angka 5% bukanlah pertumbuhan yang signifikan, hal ini cukup baik mengingat banyak negara berkembang lain diproyeksikan tumbuh lebih lambat akibat ketegangan geopolitik dan penurunan permintaan global.
Sementara itu, inflasi diprediksi berada di kisaran 3%, sesuai target Bank Indonesia (BI). Stabilitas harga ini diperkirakan terjadi berkat kebijakan moneter yang hati-hati dan pengendalian harga bahan pokok yang efektif. “Tingkat inflasi yang stabil menunjukkan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga, meskipun risiko seperti kenaikan harga energi dan bahan pangan impor masih ada,” kata Eko.
INDEF menilai, pengendalian inflasi akan sangat bergantung pada efektivitas kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan dan energi domestik, serta pengelolaan nilai tukar rupiah yang cenderung tertekan akibat ketidakpastian ekonomi global.
Sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia masih mengandalkan konsumsi domestik sebagai motor penggerak utama pertumbuhan. INDEF memperkirakan konsumsi rumah tangga akan tumbuh stabil di atas 5% pada 2025, didorong oleh peningkatan pendapatan masyarakat dan pembelanjaan pemerintah yang terus berlanjut.
Namun, investasi juga menjadi fokus penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. “Reformasi struktural dan peningkatan iklim investasi harus terus menjadi prioritas. Pemerintah perlu memastikan bahwa investasi langsung asing (FDI) terus masuk, terutama di sektor-sektor strategis seperti manufaktur, energi terbarukan, dan teknologi,” kata Eko.
Meskipun proyeksi pertumbuhan dan inflasi terlihat stabil, INDEF mengingatkan bahwa terdapat sejumlah risiko yang harus diwaspadai, seperti:
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal, INDEF menyarankan pemerintah fokus pada beberapa hal, di antaranya:
Meski tantangan global dan domestik masih membayangi, INDEF optimis bahwa stabilitas ekonomi Indonesia dapat dijaga pada 2025. "Stabilitas makroekonomi Indonesia menunjukkan bahwa negara ini memiliki pondasi ekonomi yang kuat. Namun, upaya reformasi tetap harus dilanjutkan untuk menjaga momentum pertumbuhan di tahun-tahun mendatang," pungkas Eko.
Dengan proyeksi ini, pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat memanfaatkan momentum stabilitas ekonomi untuk terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. #Ekonomi2025 #INDEF