20 October 2023
Jakarta - JABODETABEK.INFO - Kalian tentunya pernah mendengar tentang Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, bukan? Semboyan ini merupakan prinsip mendasar yang mengilhami pendekatan Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan.
Mengutip dari buku Ki Hajar Dewantara: Pemikir dan Perjuangannya oleh Suhartono Wryopranoto dkk, Ki Hadjar Dewantara sendiri adalah tokoh pelopor pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Sosok yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889, juga dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah seorang tokoh pendidikan, budayawan, jurnalis dan politikus Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.
Perjuangannya terhadap politik dan pendidikan, membuat Ki Hadjar Dewantara mendapat kehormatan dari Pemerintah Republik Indonesia (RI), dengan memberikan jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Ki Hadjar Dewantara pun wafat pada 26 April 1959 dan tanggal kelahirannya pada 2 Mei pun ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional sebagai Penghargaan tinggi yang diberikan oleh bangsa Indonesia.
Arti Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Dalam jasanya, Ki Hadjar Dewantara mewarisi semboyan berharga yang menjadi motto Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI "Tut Wuri Handayani" atau secara lengkapnya "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani."
Istilah ini awal mulanya diperoleh dari pengalaman Ki Hadjar Dewantara dalam menjalani pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Dia belajar dari dua tokoh pendidik terkenal, yaitu Maria Montessori dari Italia dan Rabindranath Tagore dari India.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, dua sistem pendidikan yang mereka terapkan sangat sesuai untuk pendidikan di Indonesia. Dari gabungan kedua sistem tersebut, Ki Hadjar Dewantara menemukan konsep yang harus diikuti dan menjadi karakteristik utama, yaitu "Patrap Guru."
Patrap Guru adalah perilaku guru atau pemimpin yang menjadi contoh baik bagi para murid dan masyarakat secara umum. Sehingga Ki Hadjar Dewantara mencetuskan istilah yang menjadi terkenal.
Berikut adalah istilah yang dicetuskan beserta artinya yang dikutip dari buku Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Multi Kultural dan Kearifan Lokal (PKBMKKL) Sebagai Perancangan dan Panduan Bagi Para Fasilitator Provinsi dan Sekolah oleh Harus dkk.
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing ngarso mempunyai arti di depan atau di muka, sung atau isung artinya saya, dan tuladha berarti teladan. Sehingga istilah ini memiliki arti "di depan memberikan contoh atau teladan."
Ini artinya bahwa seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi orang lain, berperilaku baik, dan menjadi panutan. Jadi, menjadi pemimpin berarti memberikan contoh yang baik kepada orang-orang di sekitarnya.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Ing artinya di tengah-tengah, mbangun berarti membangun, krasa berarti kemauan. Sehingga memiliki arti "di tengah-tengah membangun kemauan atau cita-cita".
Ini mengandung pesan bahwa seorang pemimpin harus bisa memotivasi orang di sekitarnya, memberikan semangat, dan menciptakan suasana yang kondusif untuk produktivitas. Mereka harus mampu membangkitkan semangat orang lain dalam bekerja.
3. Tut Wuri Handayani
Sedangkan, tut wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Istilah tersebut memiliki arti yakni "dari belakang memberikan dorongan moral atau semangat."
Ini berarti seorang pemimpin juga harus mendukung dan memberi dorongan kepada orang-orang di belakangnya. Mereka harus memberikan dukungan moral dan semangat kepada rekan-rekan kerja atau bawahan mereka. Dorongan moral ini membantu memotivasi dan menginspirasi orang lain.
Jadi, demikian ulasan terkait semboyan dari Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Selamat belajar!