19 October 2023
Jakarta, JABODETABEK.INFO - Meski masih kalah dengan kota-kota di Sumatra yang tercemar asap kebakaran hutan, kualitas udara Jakarta terpantau mencapai level tidak sehat (Unhealthy) tiga hari berturut-turut. Bisakah filter udara atau air purifier mengatasinya?
Berdasarkan data situs pemantau udara IQAir, Jakarta sempat mengalami perbaikan kualitas pada Minggu (15/10). Saat itu, indeks kualitas udara (AQI) mencapai 133 (Unhealthy for sensitive groups) dan polutan mikro PM2.5 mencapai 48,5 µg/m³.
Namun, pada Senin (16/10) AQI Jakarta naik jadi 152 (Unhealthy) dengan PM2.5 57 µg/m³. Selasa (17/10), AQI kembali tak sehat di angka 153 dan PM2.5 59,4 µg/m³; Rabu (18/10) per pukul 15.00 WIB 157 PM2.5 67,4 µg/m³.
Di atas Jakarta memang masih ada Jambi (AQI 213, level bahaya), Palembang, Sumsel (AQI 192, Unhealthy), Pekanbaru, Riau (156, Unhealthy). Namun, ketiganya lebih terdampak oleh asap karhutla, bukan asap kendaraan dan diduga polutan dari PLTU.
Polusi udara sendiri berdampak buruk untuk kesehatan di luar dan di dalam ruang.
Melansir penelitian dari badan perlindungan lingkungan AS (EPA), polusi udara yang terjadi di dalam ruang lebih berbahaya 2 hingga 5 kali di bandingkan polusi udara luar ruangan. Pasalnya, kita bisa menghabiskan 90 persen waktu di dalam ruangan.
Apa yang bisa dilakukan warga menghadapi kondisi udara semacam ini?
AirNow, platform pemantau udara yang bermitra dengan EPA, menyarankan filter udara yang mumpuni untuk menyaring polutan yang bahkan bisa mencapai bagian dalam rumah.
"Tetaplah berada di dalam ruangan di area dengan udara yang tersaring. Polusi partikel dapat terjadi di dalam ruangan, jadi pertimbangkan untuk membeli pembersih udara jika Anda tinggal di daerah dengan tingkat polusi partikel yang tinggi," demikian keterangan AirNow.
Apa kategori filter udara yang baik?
"Hindari penggunaan pembersih udara yang menghasilkan ozon, yang akan meningkatkan polusi di rumah Anda," menurut keterangan AirNow.
FOTO: Selimut Asap di Atap Kota
California Air Resources Board (CARB), lembaga perlindungan dari efek polusi udara dan perubahan iklim negara bagian California, mengungkap dua jenis teknologi pembersihan udara pada perangkat:Pertama, Mekanis. Pembersih jenis ini hanya menggunakan penyaringan fisik, seperti filter berlipat atau filter model HEPA, dan tidak menghasilkan ozon atau ion.Kedua, Elektronik. Pembersih udara semacam ini mungkin bisa menghasilkan ozon dalam jumlah kecil, namun sudah diuji dan terbukti menghasilkan konsentrasi emisi ozon kurang dari 0,050 bagian per juta (ppm).Kategori perangkat ini mencakup ionizer, pengendap elektrostatis, PCO, generator hidroksil, perangkat dengan komponen sinar UV, dan teknologi pembersihan udara elektronik lainnya.
PASAR RI
Salah satu pembersih udara yang baru tersedia di pasar RI adalah Purefit milik Sharp yang dibanderol Rp7 jutaan. Air purifier ini diklaim bisa membersihkan udara di rumah hingga partikel terkecil berukuran 0,002 mikron."Sharp Purefit bekerja secara efektif 210 persen lebih cepat dalam membersihkan udara sekaligus melumpuhkan virus, bakteri dan debu yang melayang di udara dan menempel di perabot rumah tangga," ujar Yudha Eka Putra, PSG Manager for AC dan Air Purifier PT Sharp Electronics Indonesia, Jakarta, Rabu (18/10).Sharp Purefit hadir dengan sederet fitur untuk menjernihkan udara di dalam rumah. Yudha menyebut pihaknya tak lagi bicara udara bersih, tapi udara jernih.
INFOGRAFIS: Polusi Udara Perpendek UmurUdara jernih yang ingin dihadirkan Sharp di rumah para pelanggannya diakomodir oleh berbagai sistem filter tiga lapis yang dimiliki Purefit.Filter pertama menyaring partikel dengan ukuran lebih dari 240 mikron. Filter kedua terdiri dari active charcoal menyaring senyawa organik volatil (VOC), bau asap rokok, hingga gas berbahaya lain.Selain itu, Purefit juga memiliki filter Micro HEPA Plus yang diklaim bisa menyaring partikel berukuran sangat kecil hingga 0,002 mikron dengan efektivitas 99 persen. Sebagai perbandingan, virus Covid-19 berukuran 0,1 sampai 0,3 mikron.Purefit juga dibekali teknologi Plasmacluster 25000 yang disebut dapat melumpuhkan virus atau kuman yang terbang di udara atau menempel permukaan benda.Air purifier terbaru ini juga memiliki 6 smart sensor yang dapat mendeteksi partikel PM 2.5, debu, suhu, kelembapan, cahaya, dan VOC. Purefit juga sudah disematkan smart teknologi, sehingga bisa dikontrol dari Smartphone melalui aplikasi Sharp Air Apps dan Google Home.Produk ini akan tersedia mulai akhir Oktober di beberapa gerai penjualan.