23 January 2024
Raffi Ahmad, seorang tokoh terkenal di dunia hiburan televisi, memilih untuk mengungkapkan pengalaman sulitnya ketika ditangkap oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) kepada putra sulungnya, Rafathar Malik Ahmad. Meskipun usianya baru delapan tahun, Rafathar kini memiliki pemahaman tentang kisah pahit yang pernah dialami oleh ayahnya.
Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2013, di mana Raffi Ahmad dinyatakan positif menggunakan narkotika jenis Chatinone dan menjalani proses rehabilitasi di Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi BNN di Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Menyadari bahwa Rafathar sudah mencapai usia di mana dia dapat memahami situasi tersebut, Raffi memutuskan untuk membicarakan kejadian tersebut secara terbuka.
Dalam sebuah sesi podcast di kanal YouTube Taulany TV, Raffi berbagi bahwa Rafathar telah mengetahui fakta-fakta terkait peristiwa tersebut. Bahkan, Raffi menunjukkan berita yang mencakup penangkapannya melalui mesin pencarian Google, menunjukkan kejujuran dan keterbukaannya kepada anaknya.
Dengan langkah ini, Raffi Ahmad tidak hanya berbagi pengalaman hidupnya dengan Rafathar tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan keberanian untuk menghadapi masa lalu. Kesempatan ini dijadikan sebagai momen pembelajaran penting dalam hubungan ayah dan anak.
Rafathar, yang merasa terkejut dengan penemuan baru ini, mengajukan pertanyaan kepada sang ayah mengenai peristiwa tersebut. Raffi dengan bijaksana menggunakan kesempatan ini untuk memberikan pemahaman kepada putranya yang masih berusia delapan tahun.
Dengan tulus, Raffi mengakui bahwa di masa lalu, dirinya terlibat dalam perilaku nakal dan membuat pilihan pergaulan yang tidak tepat. Dia dengan jujur menyampaikan kepada Rafathar, "Papa dulu tidak mengerti dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba."
Melalui dialog ini, Raffi Ahmad tidak hanya memberikan penjelasan tentang pengalamannya sendiri, tetapi juga menciptakan ruang untuk pembelajaran dan pertumbuhan bagi Rafathar.
Dalam momen berharga tersebut, Raffi Ahmad tidak hanya berbagi pengalaman pahitnya, melainkan juga menyampaikan pesan penting kepada Rafathar. Ia menekankan betapa pentingnya memilih teman dengan bijak dan berhati-hati, agar Rafathar tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan oleh sang ayah.
Raffi dengan tulus menyampaikan pesan, "Jadi, Rafathar, kalau ada teman yang menawarkan ini, memberikan itu, Rafathar harus berhati-hati dan tidak boleh seperti papa." Pesan ini mencerminkan upaya Raffi untuk memberikan motivasi dan nasihat yang bermakna kepada putranya, sembari berbagi pelajaran dari pengalaman hidupnya.
Sebagai seorang ayah, Raffi Ahmad berkomitmen untuk membimbing anaknya dengan memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan. Ia tidak hanya menceritakan kesalahan yang pernah dilakukannya, tetapi juga berusaha menunjukkan bagaimana belajar dan tumbuh dari pengalaman tersebut agar Rafathar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan tulus, Raffi berusaha membawa nilai-nilai positif dan pembelajaran kehidupan kepada putra sulungnya.