Puan menilai wajar manusia terkadang memiliki keraguan terhadap pilihan yang diambil. Termasuk soal dukungan capres dan cawapres.
"Sebagai manusia kita tentu kemudian kadang kala suka galau, kok di sebelah sana sepertinya lebih banyak partai-partai yang mendukung, kok di sebelah sana sepertinya setiap pertemuan selalu ramai," ujarnya.
"Sebagai manusia kadang-kadang kita berpikir apakah kalau kemudian kita tidak didukung kekuasaan, kita akan menang? banyak sekali pikiran yang berkecamuk di pikiran. Saya pun berpikir seperti itu. Itu manusiawi, itu wajar sebagai manusia yang tidak sempurna," sambung Puan.
Meski ada kegalauan karena adanya dinamika politik, Puan selalu menenangkan diri dengan berpikir jernih sekalipun hati panas. Putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini meminta pendukung Ganjar-Mahfud melakukan hal yang sama.
"Pikiran kita harus jernih bahwa kita meyakini apa yabg kita dukung, apa yang kita bantu, apa yang kita perjuangkan adalah untuk masa depan Indonesia ke depan. Jadi jangan pernah ragu, jangan pernah mundur," tuturnya.
Tidak Pernah Takut Berjuang
"Saya meyakini Jawa Timur akan memenangkan Ganjar-Mahfud. Kita tidak akan pernah takut untuk berjuang dan melawan apapun yang menghadang kita," sambungnya.
Puan pun menyatakan tahun 2023 memang tahun yang menyerempet bahaya. Karena soliditas dan semangat persaudaraan tengah diuji.
"Tahun 2023 ini saya katakan dengan meminjam istilah Bung Karno adalah ‘Tahun-Tahun Menyerempet Bahaya’ atau ‘Vivere Pericolosso’. Kenapa? Karena tahun ini adalah tahun di mana bangsa Indonesia akan diuji soliditas dan semangat persaudaraan kebangsaannya dalam menghadapi tahun politik," pungkasnya.
Puan memang tidak menyebut siapa saudara yang dimaksud. Tetapi dinamika politik belakangan terjadi ketika putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka akan dipinang oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo sebagai calon wakil presiden. Prabowo merupakan calon presiden Koalisi Indonesia Maju yang merupakan rival Ganjar Pranowo.